TEMPUH WIYANG

Sabtu, 01 Januari 2011

Nama ilmiah           :    Emilia sonchhifolia (Linn.) DC.
Famili                     :    Comositae
Nama daerah          :    Jonge, jombang (Sunda); patah kemudi (Melayu); kemondelan, dalgiu, tempuh wiyang, centongan, tespong, serubung gelang, minyawon, ketiu, jawirawa (Jawa); sarap, sundilan (Madura); tegil kiyuh (Bali); linrapa, halmah (Makasar); kaho mahiri (Halmahera); gafu saru (Ternate); delo-delo (Tidore).
Nama asing            :    -

a.      Deskripsi tanaman
Tempuh wiyang termasuk terna semusim dan tumbuh tegak atau berbaring pada pangkal. Tingginya sekitar 10-40 cm, bahkan dapat mencapai 1,2 m. Tanaman ini tumbuh liar di tepi jalan, tepi selokan, tebing, kebun,dan padang rumput mulai dari dataran rendah sampai di ketinggian sekitar 1.750 m di atas permukaan laut. Tempuh wiyang banyak ditemukan ditempat yang cukup menerima sinar matahari atau agak tedu dengan tanah yang tidak begitu basah.
Batang tempuh wiyang bulat padat dan berwarna hijau. Daunnya tunggal, berbentuk segi tiga memanjang tersebar. Bagian atas daun berwarna hijau, sedangkan bagian bawah agak merah keunguan. Daun sering berkumpul rapat pada pangkalnya. Tepi daun kadang-kadang rata, bergerigi tidak teratur, atau berbagi menyirip yang sangat dalam sehingga menyerupai daun majemuk. Panjang daun 2-15 cm dan lebar 1,5-4 cm. Letak daun dibagian atas duduk dan agak kecil. Daun yang letaknya lebih rendah dan dekat pangkal memiliki tangkai serta agak lebar.
Bunga berkumpul dalam karangan bunga berbentuk malai rata diujung tangkai. Tangkai bunga cukup panjang yaitu sekitar 5-8 cm dan selalu bercabang dua. Warna bunga ungu kemerah-merahan, ros, atau putih (jarang). Sementara buahnya keras berbentuk garis dan berwarna cokelat. Panjangnya sekitar 4 mm.

b.      Kandungan bahan aktif
Daunnya mengandung saponin, flavonoid, dan polifenol.

c.       Bagian yang digunakan
Daun tempuh wiyang yang masih muda.

d.      Cara penyajian dan rekomendasi pemakaian
1.      Untuk lalap atau sayur
a)       Daun dicuci bersih, lalu dimakan mentah sebagai lalap. Rekomendasi pemakaian sebanyak 50-75 g sekali makan.
b)       Daun dikukus atau direbus, lalu dimakan sebagai lalap. Biasanya disajikan bersama lalapan lainnya seperti legetan dan pegagan. Rekomendasi pemakaian sebanyak 50-75 g sekali makan.
c)       Daun disayur. Rasanya seperti rempah-rempah dengan rasa sedikit pahit. Rekomendasi pemakaian sebanyak 100-200 g.
d)      Daun sebanyak 100 g diseduh dengan satu gelas air panas, lalu diminum.

2.      Untuk obat
a)      Peluruh air seni
Cuci 100 g daun tempuh wiyang, kukus sampai matang (10-15 menit) lalu makan sebagai lalap.
b)      Peluruh air seni
Ambil sekitar 30 g daun segar, cuci dan rebus/kukus dengan 2 gelas air selama 15 menit hingga menjadi 1 gelas. Hasil rebusan diminum 2 kali sehari sebanyak ½ gelas.  

0 komentar: